Tampilkan postingan dengan label Konglomerat Media. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Konglomerat Media. Tampilkan semua postingan

Senin, 23 November 2009

Konglomerat Media Ingin 'Sembunyi' dari Google

Jakarta - Konglomerat media, Rupert Murdoch berencana 'sembunyi' dari Google. Semua surat kabar online di bawah perusahaannya, News Corp, ingin diatur agar tak bisa dilihat oleh Google. Kenapa sih?

Rupanya, CEO News Corp itu menilai Google, dan situs pencarian sejenis, telah mencuri konten. Menurut Murdoch, seharusnya orang membayar untuk mendapatkan konten tersebut.

Murdoch dilaporkan akan menambahkan aturan pada file robots.txt pada situs-situsnya untuk mencegah Google dan kawan-kawan mengindeks konten mereka. "Tidak cukup iklan di dunia ini untuk membuat semua website untung. Kami memilih hanya memiliki sedikit pengunjung, namun membayar," ungkapnya seperti dikutip detikINET dari Sky.com, Rabu (12/11/2009).

Murdoch mencontohkan Wall Street Journal yang sudah menerapkan sistem pembayaran bagi pembacanya. Dan ke depannya, ia akan melakukan hal serupa untuk The Times dan Sunday Times.

News Corp adalah konglomerat media no.2 terbesar di dunia setelah The Walt Disney Company, menurut data 2008. Selain surat kabar, News Corp memiliki aset online seperti MySpace, Hulu, IGN Entertainment, Rotten Tomatoes dan lainnya.
read more...

Kesal dengan Google, Raja Media Lirik Microsoft


Washington - Raja media Rupert Murdoch baru-baru ini menumpahkan kekesalan pada Google yang dituding mencuri konten berita dari perusahaannya, News Corp. Murdoch pun berniat memblokir Google menayangkan berita News Corp. Bahkan kini ia menjajaki kemungkinan menggandeng Microsoft.

Konten dari News Corp rencananya akan tampil eksklusif untuk Microsoft. Menurut sumber terkait, Microsoft dan News Corp sedang melakukan diskusi awal yang intensif. Meski begitu, bukan berarti diskusi itu bakal melahirkan kesepakatan.

Dalam hal ini, Microsoft jelas sedang mencari konten eksklusif bagi mesin cari Bing untuk melawan kedigdayaan Google. News Corp sendiri memiliki banyak media bernilai jual tinggi seperti Wall Street Journal dan Times of London. Namun bukan langkah mudah bagi News Corp untuk mendepak Google.

"Adalah pengrusakan diri sendiri bagi News Corp jika menghapus semua konten dari Google," tukas Greg Sterling, analis dari Sterling Market Intelligence seperti dilansir Bloomberg dan dikutip detikINET, Selasa (24/11/2009). "Implikasinya, Microsoft mungkin akan mengkompensasi News Corp."

Sterling juga menilai, jika tercapai kesepakatan antara Microsoft dan News Corp, tidak lantas volume pencarian di Bing bakal naik secara drastis. Ada kemungkinan pula diskusi dengan Microsoft ini adalah strategi News Corp untuk menekan Google.

Terkait berita diskusi itu, baik pihak Microsoft maupun News Corp masih menolak berkomentar. Sedangkan juru bicara Google, Gabriel Sticker, menggarisbawahi layanan Google News bertujuan meningkatkan trafik publisher dan publisher bisa menarik berita kalau mereka menginginkannya

read more...